Saturday, October 31, 2015

Kolesterol dalam diet: tidak usah dipikir

Kabar baik buat penggemar sate dll...

Tulisan ini diperoleh dari broadcast yang sumbernya tidak diketahui. Kalau ada yang merasa ini miliknya, dan merasa keberatan untuk dimuat di sini, harap hubungi saya... Terima kasih...
Pemerintah Amerika akhirnya menyatakan bahwa kolesterol bukan bahan pangan yang perlu dicermati atau dikuatirkan setelah selama 40 tahun masuk daftar bahan pangan berbahaya. Selama ini, sejak thn 70-an, kita diminta untuk menjauhkan diri dari pangan tinggi kolesterol untuk mencegah serangan jantung dan tersumbatnya pembuluh darah.

Kenyataannya, ternyata susu lemak penuh (full fat) dan buah alpukat, yang berkadar tinggi lemak, bagus untuk kesehatan. Demikian juga telur, mentega (bukan margarine), bahan pangan lemak penuh asal susu, kacang-kacangan, minyak kelapa dan daging kini diklasifikasikan sebagai "aman" dan telah dikeluarkan dari daftar bahan pangan yang perlu diwaspadai.

Departemen Pertanian Amerika yang bertanggung jawab untuk memperbaharui pedoman kewaspadaan bahan pangan setiap 5 tahun, menyatakan penemuannya pada tahun 2015: "sebelum ini pedoman kewaspadaan bahan pangan untuk Amerika merekomendasikan asupan kholesterol per harinya tidak boleh melebihi 300mg" ini tidak akan dilanjutkan sebab bukti-bukti menunjukkan tak ada hubungan bermakna antara konsumsi kholesterol dengan kadar kholesterol dalam darah, ini sejalan dengan laporan AHA /ACC (perkumpulan ahli jantung dan bedah Amerika) -melaporkan tak ada hubungan bermakna antara kadar kholesterol darah dengan angka serangan jantung dan stroke.

Pedoman itu seterusnya tidak lagi memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai bahan pangan tinggi kholesterol, sebaliknya akan berfokus untuk mewaspadai bahan pangan tinggi gula.

Tahun 70-an, 80-an, 90-an adalah tahun pantang lemak, dengan berbagai peringatan resmi pemerintah untuk membatasi asupan bahan pangan tinggi kholesterol untuk mencegah serangan jantung dan stroke.

Ahli jantung Dr. Steven Nielsen berkata: "Itu suatu keputusan tepat. Selama ini pedoman diit kita ada di jalan salah. Dan itu sudah berjalan berpuluh tahun."

Ia memperkirakan hanya sekitar 20% saja kadar kolesterol darah ditentukan oleh asupan pangan, artinya 80% diproduksi oleh hati, karena memang dibutuhkan oleh tubuh.

Jika kita makan bahan pangan (kolesterol) ini dalam jumlah banyak, hati akan memproduksi kolesterol sedikit saja; sebaliknya jika kita membatasi bahan pangan tinggi kolesterol -seperti telur, mentega, jerohan- tubuh kita akan meningkatkan produksi kolesterolnya. รข€“hasil akhirnya tetap saja kolesterol dalam darah tinggi- termasuk jika kita mengonsumsi obat-obat penurun kolesterol.

Adalah gula yang sekarang diidentifikasi sebagai bahan pangan berbahaya dan merupakan sumber utama masalah kesehatan. Para dokter hendaknya beralih, memusatkan perhatian mereka agar pasien mereka mulai mengurangi asupan gula dan semua yang manis.

Ahli jantung Dr. Aseem Malhotra, yang bekerja dengan kelompok Aksi Melawan  Gula berharap target berikut adalah produsen makanan (agar mengurangi produksi pangan kaya gula).

Katanya: "menambahkan gula sama sekali tidak menambah nilai nutrisi bahan pangan (apapun); ini bertentangan dengan promosi industri makanan, karena kenyataannya tubuh kita tidak membutuhkan tambahan energi dengan penambahan gula itu."

"dan kita tahu, industri pangan telah memaksakan meningkatkan penambahan gula pada makanan hasil produksi mereka. Kita tentu faham, karbohidrat miskin serat -gula adalah salah satunya- memberikan efek terbesar kepada sistem insulin, menyebabkan meningkatnya kadar insulin dalam darah (karena dibutuhkan untuk mencerna karbohidrat) dan insulin adalah hormon yang mempercepat penimbunan lemak dalam tubuh. Singkatnya, kurangi sebanyak mungkin pemakaian gula dan makan makanan manis dan beralihlah ke makanan tinggi lemak termasuk buah alpukat (dan susu lemak penuh)
Semoga bermanfaat...

Cholesterol Is Finally Officially Removed From 'Naughty' List | #ICYMI - Yahoo Lifestyle UK - https://uk.lifestyle.yahoo.com/blogs/icymi/cholesterol-is-finally-officially-removed-from--naughty--list-122559246.html


Diskusi


Ini adalah terjemahan berita dari Yahoo tentang kolesterol. Intinya kolesterol dalam makanan tidak  apa2; tidak banyak mempengaruhi tubuh. Berita itu sdh tersebar Februari, 10 bulan lalu... Tapi yg bikin bingung, tulisan itu bilang, bahan pangan lemak penuh asal susu, minyak kelapa dan daging, tidak masalah kalau dimakan. Saya tidak percaya sumber asli berkata begitu. Terpaksa saya cek dua hari ini...

Sebelum itu, saya menilai benar tidaknya tulisan tersebut dengan cara ini. Klik sini.
Bahasa terjemahannya bagus. Apa salah terjemah? Saya cek ke aslinya. Tidak salah. Memang begitu terjemahannya. Terpaksa saya cari sumber yang lebih dapat dipercaya. Badan kesehatan AS.

Ternyata tulisan wartawan Yahoo itu yang salah... Dia tidak begitu memahami dunia kesehatan dan bicara tentang kesehatan. Maka saya selalu bilang, jangan cepat percaya penuh pada wartawan, kecuali wartawan LN yang umumnya dpt dipercaya, setingkat New York Times, Newsweek, Times, dll. Wartawan Yahoo belum sampai tingkat itu. Masih amatir, seperti terbukti di sini.
  • Kolesterol dalam makanan tidak masalah untuk tubuh. Artinya kita boleh makan makanan yang dulu dilarang karena banyak mengandung kolesterol: telur, udang, dll.
  • Tapi lemak jenuh serta lemak trans tetap dilarang (tidak bagus untuk kesehatan). Karena dia diduga menjadi penyebab utama sakit jantung, penyebab penyempitan pembuluh darah. 
  • Lemak jenuh dan lemak trans ada di dalam lemak hewan seperti daging sapi dan kambing (biasa disebut daging 'merah'), keju (yang berasal dari lemak susu), susu full-cream, serta minyak kelapa dan sawit. 
Berikut adalah kutipan dari website resmi Badan Kesehatan AS, CDC yang mengutip dari American Diabetes Association. (juga sumber terpercaya).




Kesimpulan: Inti dalam berita ini  benar; makanan yang mengandung banyak kolesterol tidak masalah kalau dimakan. Tapi ada butir2 yang tidak benar dalam pemberitaannya.
Perlu diingat bahwa dalam suatu berita, kalau ada hal yang benar, jangan anggap semua benar. Di sini saya tidak melihat usaha untuk menyesatkan, hanya sekadar ketidaktahuan wartawan. Memilah dan memilih mana yang benar, itu yang kadang susah.


*** Bahan diambil dari berita di group WA; dengan bahasa apa adanya, ejaan seadanya.

3 comments:

  1. Eh, gambar kacang pada artikel asli (Inggris) diberi tulisan ini: "Kacang dulu dikatakan banyak mengandung kolesterol." Itu wartawan bodoh. Kolesterol tidak pernah ada pada produk tumbuh2an; hanya pada produk hewan. Jangan langsung percaya pada wartawan Yahoo.

    ReplyDelete
  2. Mantab infox pak E. Nugroho, sangat berguna ulasan pada blok ini... semoga bermanfa'at bagi yang ingin belajar sehat. T. Ksh

    ReplyDelete